Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan langit dan
bumi serta seluruh alam semesta ini mewajibkan kita untuk mengetahui hakikat
keberadaan-Nya, sehingga kita mampu mengarahkan hati kita, doa kita, shalat
kita dan seluruh amalan ibadah lainnya hanya kepada-Nya. Barangsiapa yang tidak
mengetahui dimana Rabbnya akan senantiasa dalam kebingungan dan kesesatan,
tidak tahu kemana ia haturkan ibadahnya sehingga ia tidak mampu menjalankan
amal ibadah dengan sebaik-baiknya.
Keberadaan Allah telah dijelaskan di dalam Al Quran, As
Sunnah, ijma’ dan akal sehat yang masih dalam fitrahnya.
- Berdasarkan Al Quran
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى
“Sucikanlah nama Rabbmu Yang Maha Tinggi” (Q.S. Al A’la : 1)
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“(Rabb) Yang Maha Pemurah bersemayam di atas arsy” (Q.S.
Thaha : 5)
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُور
“Apakah kamu merasa aman terhadap (Allah) yang ada di atas
langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan
tiba-tiba bumi itu bergoncang?” (Q.S. Al Mulk : 16)
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُه
“Kepada-Nyalah naik perkataan yang baik dan amal baik
dinaikkan-Nya” (Q.S. Fathir : 10)
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَة
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada-Nya
dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (Q.S. Al Ma’arij : 4)
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ
“Katakanlah : Ruh Qudus (Jibril) menurunkan Al quran dari
Rabbmu”
- Berdasarkan As Sunnah
Di antara hadits yang menjelaskan keberadaan Allah Azza wa
Jalla adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim bahwasannya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada seorang budak
perempuan,”Dimanakah Allah?” budak itu menjawab,”Di atas langit.” Rasulullah
berkata,”Siapakah aku?” dia menjawab,”Engkau adalah Rasulullah.” Kemudian
Rasulullah memerintahkan untuk memerdekakannya.
Juga hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari
sahabat Abu Sa’id Al Khudry bahwasannya Rasulullah bersabda :
أَلَا تَأْمَنُونِي وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِي السَّمَاءِ يَأْتِينِي خَبَرُ السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاء
“Apakah kalian tidak mempercayaiku sementara aku adalah
orang yang dipercaya oleh Dzat yang ada di langit? Datang kepadaku kabar dari
langit pagi dan sore hari”
Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi
عن عبد الله بن عمرو قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الراحمون يرحمهم الرحمن ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء
Dari Abdullah bin Amr bahwasannya Rasulullah
bersabda,”Orang-orang yang penyanyang akan disayang oleh Allah Yang Maha
Pengasih, sayangilah oleh kalian orang yang ada di bumi niscaya Rabb yang ada
di atas langit akan menyayangi kalian.”
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang
menjelaskan tentang dinaikkannya Rasulullah ke langit tujuh pada saat Mi’raj
ketika Allah mewajibkan shalat lima waktu, hadits dari Bukhari yang menyebutkan haji wada’ Rasulullah
bahwasannya beliau berkhutbah di depan manusia dan berkata,”Apakah aku telah
menyampaikan syariat ini?” para sahabat pun menjawab,”Ya” maka beliau
mengangkat tangannya ke atas hingga terlihat putihnya ketiaknya dan berkata,”Ya
Allah saksikanlah” sebanyak tiga kali.
begitu juga hadits dari sahabat Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh
Bukhori bahwasannya Rasulullah bersabda :
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر
“Rabb kita turun ke langit dunia setiap malam ketika
sepertiga malam terakhir”
- Berdasarkan Ijma’
Adapun ijma’ maka para sahabat, tabi’in dan semua imam
ahlussunnah telah sepakat bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas langit
bersemayam di atas arsy-Nya. Salah satu perkataan yang berkaitan dengan ini
adalah ucapan Imam Al Auza’I ,”Kami dahulu mengatakan -tatkala para tabi’in
masih banyak dan tersebar- Allah Yang Maha Tinggi berada di atas arsy-Nya dan
kami beriman terhadap semua yang datang dari sunnah tentang sifat-sifat Allah”
- Berdasarkan Akal
Dua hal yang pasti ditetapkan oleh akal sehat manusia yaitu,
- Sifat tinggi adalah sifat yang sempurna dan wajib untuk diri-Nya semua sifat kesempurnaan pada setiap hal sesuai dengan keagungan-Nya, sehingga sifat tinggi harus ditetapkan bagi Allah.
- Kebalikan dari tinggi adalah rendah dan rendah adalah sifat yang kurang dan tidak sempurna, sehingga wajib untuk mensucikan Allah Azza wa Jalla dari sifat yang tidak sempurna dan menetapkan kebalikannya yaitu sifat tinggi.
Akal yang masih sesuai dengan fitrah akan membenarkan aqidah
yang lurus ini, meyakini bahwa Allah Yang Maha Tinggi berada di atas langit,
karena jika dikatakan Allah ada dimana-mana –Maha Suci Allah dari apa yang
mereka katakana- maka akan ada dua konsekwensi, yaitu :
Allah tidak Esa dan satu, namun berbilang. Ini sangat
bertentangan dengan akal dan fitrah manusiaterlebih lagi dengan firman-Nya :
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَد
“Katakanlah : Dialah Allah Yang Maha Esa”
Jika dikatakan Allah ada dimana-mana maka secara tidak
langsung mengandung makna Allah juga ada di tempat-tempat yang najis dan kotor,
Maha Tinggi dan Maha Suci Allah.
- Berdasarkan Fitrah
Hal lain yang membuktikan ketinggian Allah adalah fitrah
manusia. Tidak ada seorang pun yang berdoa kepada-Nya melainkan ia akan
menengadahkan tangannya ke langit dan memunajatkan hatinya ke atas karena hati
pasti bergantung dengan Dzat Yang Maha Tinggi.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan singkat di atas dapat kita simpulkan
beberapa hal penting
- Allah Subhanahu wa Ta’ala berada di atas langit bersemayam di atas arsy
- Dalil dari Al quran dan As sunnah menjelaskan hal ini dengan tiga penjelasan
- Menjelaskan bahwa Allah berada di atas langit bersemayam di atas arsy
- Menjelaskan bahwasannya Allah mengangkat sesuatu, seperti perkataan yang baik dan amal kebaikan ke atas langit
- Menjelaskan behwasannya Allah menurunkan Al quran dari atas langit
- Ijma’, akal dan fitrah menguatkan dalil Al quran dan Hadits
- Penetapan sifat tinggi (Al ‘Uluw) bagi Allah yang sesuai dengan keagungan-Nya dan tidak serupa dengan makhluk
CATATAN
Adapun ayat yang berbunyi
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَمَا كُنْتُمْ
“Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada.” (Q.S. Al
Hadid : 4)
Ayat ini sebagaimana dijelaskan oleh para ulama memiliki
makna bahwa kebersamaan yang dimaksudkan disini adalah ilmu Allah, dimana saja
kita berada entah itu di daratan, lautan maupun di udara di tengah kegelapan
malam mupun di siang hari, Allah mengetahuinya dengan ilmu-Nya dan Dia Maha
Melihat lagi Maha Mendengar.
el fityan
referensi : Al Firqoh An Najiyah, Fathu Robb Al Bariyyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar