Jumat, 02 Agustus 2013

Menapaki Jalan Kehidupun

“Hidup ini terasa asing, namun betapa nikmat hidup dalam keterasingn ini, bagaikan sehelai rambut putih ditengah tumpukan rambut hitam yang pekat. Bagaimana tidak? Saat manusia menjauh dari agamanyamereka justru mendekat dan memegangnya erat-erat, saat manusia membuka lebar-lebar pintu hawa nafsunya mereka justru menutupnya rapat-rapat, saat manusia merusak bumi ini dengan perilaku maksiatnya mereka justru menghidupkannya dengan dakwah, mereka menyeru manusia untuk kembali ke jalan Rabbil ‘Alamin.. semoga kita termasuk bagian dari mereka.”

“Beratnya perjuangan terasa saat bara dalam genggaman berpijar hebat, cacian dan makian terus warnai kehidupan, hingga kadang berpikir  bagaimana kalau sampai lepas bara yang hakekatnya adalah permata?? Ya Rabby, beri aku nyali untuk mulai melangkah dan terus berjalan pada jalan setapak penuh rintangan yang ku tahu itu cahaya terang menuju kebahaguaan dan keabadian.”

“…Ketika jejak-jejak kasih sayang Allah sudah mulai tampak di halaman kalbu, awan mahabbah dan kabut cintanya sedang berarak di langit hati… Pertanda! Rahmat dan hidayahnya akan  turun menyirami taman jiwa, tak berselang lama akan tumbuh bersemi fitrah yang suci, hadir perasaan tunduk dan patuh pada kebenaran, timbul motivasi dan semangat untuk berbuat kebaikan…
Saat itulah kehidupan dirasa sangat berarti dan kebahagiaan bisa direngkuh kembali…Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya,”Orang-orang yang bersungguh-sungguh menempuh jalan Kami, maka benar-benar akan Kami beri petunjuk dan bimbingan kepada jalan-jalan kami.”(Al Ankabut : 69)”

“Hidup ini bagaikan berlayar di samudera yang luas, ga selamanya berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, terkadan angin berhembus tidak sesuai dengan keinginan, ombak dan badai yang datang silih berganti adalh suatu kepastian.. Iman, Sabar, Tawakkal merupakan bekal yang tak bisa ditawar, rasa harap dan takut pada Allah adalah layar bagi kapal dan cinta pada-Nya merupakan kendali kapal tuk sampai ditujuan..”

“Kejernihan akal dan kebeningan hati yang dilandasi keimanan..mungkin itu yang membuat manusia mampu bertahan menapaki terjalnya hidup saat terjatuh, dihadapan Rabb mereka bersimpuh, saat gembira mereka tak lupa menyebut asma-Nya, karena mereka tahu hakekat hidup..”


elfityan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar