Rabu, 17 Juli 2013

Syaikh India dan Muhammad bin Abdul Wahhab

Ibroh kita kali ini adalah sebuah kisah yang patut untuk menjadi renungan bagi orang yang benar-benar ingin mencari tahu kebenaran tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Kisah ini kami ambil dari artikel yang ditulis oleh Abu Ashim Muhtar Arifin pada majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah dengan judul : Kisah Taubat Seoranng yang Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Sesat. Semoga bermanfaat.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh (wafat 1389 H) rahimahullah mengatakan:


“Aku sekarang akan menyebutkan sebuah kisah tentang Abdurrahman Al Bakri, salah seorang penduduk kota Najd. Pada mulanya ia adalah seorang thalibul ‘ilmi (penuntut ilmu) yang belajar kepada pamannya, yaitu Syaikh Abdullah bin Abdullathif Alu Syaikh dan para syaikh yang lain. Kemudian beliau ingin membuka madrasah di Amman.

Disana beliau mengajarkan tauhid dari biaya sendiri. Apabila harta yang dimilikinya telah habis, maka beliau mengambil barang dagangan dari seseorang dan pergi ke India. Terkadang beliau menghabiskan waktu selama setengah tahun di India. Syaikh Al Bakri mengatakan :

“Aku pernah berada di sisi sebuah masjid di India. Di sana terdapat seorang guru, yang mana apabila seusai mengajar mereka melaknat Ibnu Abdul Wahhab, yakni Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Apabila keluar masjid beliau melewatiku. Dan ia mengatakan,”Aku bisa berbahasa arab, akan tetapi aku ingin mendengarnya dari orang arab.” Lalu ia pun minum air dingin di tempatku.

Aku merasa sedih dengan apa yang telah dia lakukan dalam ceramahnya. Lalu aku berbuat siasat dengan mengundangnya (ke tempatku) dan aku mengambil kitab At Tauhid,aku cabut sampulnya dan aku letakkan di rak dalam rumahku sebelum dia datang. Ketika dia telah hadir, aku berkata kepadanya,”Apakah anda mengizinkan aku untuk membawakan semangka (kesini)?” lalu akupun pergi.

Ketika aku kembali, ternyata dia sedang membacanya dan menggerak-gerakkan kepalanya. Ia berkata,”Karya siapakah kitab ini? Judul-judulnya mirip dengan judul-judul kitab Al Bukhari, ini demi Allah judul-judul al Bukhari.” Aku menjawab,”Aku tidak tahu!” lalu aku katakan padanya,”Bagaimana sekiranya kita pergi ke Syaikh al Ghazali untuk menanyakan masalah ini.” Yang mana beliau adalah seorang pemilik sebuah perpustakaan, dan beliau telah memiliki bantahan terhadap kitab Jami’ al Bayan.

Lalu kamipun masuk kepada beliau dan aku katakan kepada al Ghazali,”Aku memiliki beberapa lembaran. Syaikh ini menanyakan kepadaku siapakah yang menulis kitab ini? Akupun tidak tahu.” Al Ghazali paham dengan keinginanku. Lalu beliau memerintahkan seseorang untuk mendatangkan kitab Majmu’ah at Tauhid (kumpulan kitab tauhid), lalu dibawakan kepada beliau, kemudian mencocokkan antara keduanya, lalu beliau mengatakan,” Ini adalah karya Muhammad bin Abdul Wahhab.”

Orang alim dari India tadi marah dan mengatakan dengan suara yang tinggi,”Orang kafir itu !!!” kamipun diam, diapun lalu diam sejenak. Sesaat kemudian kemarahannya mereda dan iapun beristirja’ (mengucapkan innalillahi wa innaa ilaihi raji’un). Ia berkata,”Apabila kitab ini adalah karya beliau, maka sungguh kami telah menzhaliminya.” Kemudian beliaupun setiap hari mendoakan untuk Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan murid-muridnya pun juga mendoakannya bersamanya.

Lalu tersebarlah murid-muridnya di India. Apabila mereka selesai membaca, mereka semua mendoakan untuk Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.”

Referensi : Fatawa wa Rasail asy Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh 1/75-76, sebagaimana dalam kitab ‘Inayah al ‘Ulama bi Kitab at Tauhid, hlm. 44, karya Abdul Ilah bin Utsman asy Syafi’I, Dar Thaybah. Cet.1, 1422 H, Riyadh.

el fityan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar