Tak ada yang pernah mengetahui
hakikat cinta itu yang sebenarnya. Jika cinta dikatakan pengorbanan maka
sungguh bodoh orang yang bunuh diri karena mengorbankan dirinya demi cinta yang
tak sampai. Jika cinta dikatakan sebagai persahabatan maka selain sahabat bukan
dikatakan cinta, padahal itu kurang tepat. Jika cinta itu adalah kedekatan maka
apalah arti cinta jika kita berpisah dengan orang yang kita cintai. Jika cinta
adalah pengagungan maka tidak dikatakan cinta kecuali kepada zat yang maha
agung, padahal itu juga masih kurang tepat.
Cinta tidak bisa hanya sekedar
didefinisikan untuk mengetahui hakikatnya. Cinta harus dirasakan oleh segenap
hati kita. Cinta menuntut semua perasaan kita dari gembira, senang, hingga
sedih dan dendam. Cinta adalah sebuah misteri yang manusia takkan pernah
membuat definisinya secara sempurna.
Walau sudah beribu ulama mencoba
membahas dan berbicara tentang cinta namun hakikat cinta takkan pernah usang
dimakan waktu. Tak ada manusia yang bosan dengan pembahsan cinta, karena cinta
adalah perasaan. Perasaan yang muncul di hati manusia dan menjadi pusat seluruh
prilaku, tingkah laku, pikiran dan imajinasi.
Bagi pecinta kefanaan cinta
adalah derita, cinta adalah nestapa. Cinta adalah kesedihan. Cinta adalah
keputus asaan. Cinta adalah malaikat maut, cinta adalah kematian. Tak ada yang
bisa diharapkan dari orang jatuh cinta, bahkan matinya lebih baik daripada
hidupnya. Beribu kisah cinta sudah kita
dengar, beribu dongeng cinta sudah tak asing lagi. Akhir yang bahagia hanyalah
ada dalam dongeng seribu satu malam. Sedangkan semua kisah cinta manusia
hanyalah berakhir dengan bunuh diri, kegilaan, dan keputus asaan.
“Ku tak ingin lagi mencintai
siapapun. Ku tak ingin lagi dikecewakan oleh cinta yang takkan pernah
terbalaskan. Ku tak pernah lagi ingin tuk meneguk pahitnya derita cinta.”
Perkataan itulah yang selalu diulang-ulang oleh orang yang cintanya tak pernah
terbalaskan. Begitu banyak pengorbanan yang telah ia lakukan namun semua
pengorbanan yang telah ia lakukan hanya sia-sia belaka. Orang atau sesuatu yang
dicintainya justru berkhianat atas nama cinta itu sendiri.
Cinta yang seperti ini adalah
keindahan semu. Keindahan dan kenikmatannya hanyalah bisa dirasakan oleh orang
yang telah mabuk. Hanya orang bodohlah yang ingin mencicipi arak cinta. Arak
cinta begitu indah warnanya namun pahit rasanya. Walaupun begitu masih banyak
menusia yang terus berada dalam kemabukan cinta.
Cinta yang seperti ini adalah
kehinaan, cinta adalah kerendahan, cinta adalah kesedihan, derita dan nestapa
yang berkepanjangan. Barang siapa yang merasakan bahwa cinta itu manis berarti
dia telah mabuk dan tak sadarkan diri. Ia telah sakau walaupun hanya dengan
mencium uap dari arak cinta yang begitu tajam. Ia merusak sistem kerja semua
alat indra. Ia merusak kerja akal. Ia merusak sistem metabolisme dan pencernaan
tubuh. Tak ada yang bisa diharapkan dari orang yang sedang dimabuk cinta.
Namun cinta yang hakiki adalah
ketika cinta itu ditujukan kepada yang paling berhak untuk mendapatkan
kecintaan dari seluruh makhluq. Cinta yang tak akan pernah pudar dan redup.
Cinta yang selalu jernih dan terang. Cinta yang abadi dan tidak ada penyesalan
sama sekali bagi yang telah meresakan manisnya cinta ini. Cinta dimana
pecintanya tak akan pernah membayangkan akan balasan dari cintanya kepadaNya.
Ialah Alloh, Tuhan seluruh alam semesta. Dzat yang menciptakan makhluknya
dengan segala hikmah dan keadilanNya. Dzat yang Maha Suci. Dzat yang Maha
Tinggi. Dzat yang selalu dirindukan oleh orang-orang beriman untuk bertemu
denganNya. Dzat yang tidak pernah menyia-nyiakan siapa saja orang yang
mencintaiNya.
Cinta seperti inilah yang sangat
menguntungkan. Cinta seperti inilah yang akan membawa kebahagiaan dan
keberkahan. Cinta inilah yang akan membimbing jalan hidup manusia kepada
kampung halamannya.
Manusia pasti akan merasa lelah
hidup di dunia ini. Namun berkat harapan dan setitik cahaya dari cintanya,
orang beriman akan rela menahan semua godaan setan yang selalu membisiki hati
manusia untuk berbuat keburukan dan menyimpang dari jalan yang lurus.
Oleh karena itu, kenalilah cinta
dan kenalilah Dzat yang wajib engkau cintai dengan seluruh makna penghambaan
dan perendahan diri. Kenalilah siapa dirimu yang sebenarnya, maka engkau akan
dapat mengenali makna cinta yang baik untuk dirimu.
Oleh : Ibnu Uli Rusydi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar