Sabtu, 17 Agustus 2013

Cinta

Tak ada yang pernah mengetahui hakikat cinta itu yang sebenarnya. Jika cinta dikatakan pengorbanan maka sungguh bodoh orang yang bunuh diri karena mengorbankan dirinya demi cinta yang tak sampai. Jika cinta dikatakan sebagai persahabatan maka selain sahabat bukan dikatakan cinta, padahal itu kurang tepat. Jika cinta itu adalah kedekatan maka apalah arti cinta jika kita berpisah dengan orang yang kita cintai. Jika cinta adalah pengagungan maka tidak dikatakan cinta kecuali kepada zat yang maha agung, padahal itu juga masih kurang tepat. 


Cinta tidak bisa hanya sekedar didefinisikan untuk mengetahui hakikatnya. Cinta harus dirasakan oleh segenap hati kita. Cinta menuntut semua perasaan kita dari gembira, senang, hingga sedih dan dendam. Cinta adalah sebuah misteri yang manusia takkan pernah membuat definisinya secara sempurna.

Walau sudah beribu ulama mencoba membahas dan berbicara tentang cinta namun hakikat cinta takkan pernah usang dimakan waktu. Tak ada manusia yang bosan dengan pembahsan cinta, karena cinta adalah perasaan. Perasaan yang muncul di hati manusia dan menjadi pusat seluruh prilaku, tingkah laku, pikiran dan imajinasi.

Bagi pecinta kefanaan cinta adalah derita, cinta adalah nestapa. Cinta adalah kesedihan. Cinta adalah keputus asaan. Cinta adalah malaikat maut, cinta adalah kematian. Tak ada yang bisa diharapkan dari orang jatuh cinta, bahkan matinya lebih baik daripada hidupnya. Beribu kisah cinta sudah kita dengar, beribu dongeng cinta sudah tak asing lagi. Akhir yang bahagia hanyalah ada dalam dongeng seribu satu malam. Sedangkan semua kisah cinta manusia hanyalah berakhir dengan bunuh diri, kegilaan, dan keputus asaan. 

“Ku tak ingin lagi mencintai siapapun. Ku tak ingin lagi dikecewakan oleh cinta yang takkan pernah terbalaskan. Ku tak pernah lagi ingin tuk meneguk pahitnya derita cinta.” Perkataan itulah yang selalu diulang-ulang oleh orang yang cintanya tak pernah terbalaskan. Begitu banyak pengorbanan yang telah ia lakukan namun semua pengorbanan yang telah ia lakukan hanya sia-sia belaka. Orang atau sesuatu yang dicintainya justru berkhianat atas nama cinta itu sendiri.

Cinta yang seperti ini adalah keindahan semu. Keindahan dan kenikmatannya hanyalah bisa dirasakan oleh orang yang telah mabuk. Hanya orang bodohlah yang ingin mencicipi arak cinta. Arak cinta begitu indah warnanya namun pahit rasanya. Walaupun begitu masih banyak menusia yang terus berada dalam kemabukan cinta.

Cinta yang seperti ini adalah kehinaan, cinta adalah kerendahan, cinta adalah kesedihan, derita dan nestapa yang berkepanjangan. Barang siapa yang merasakan bahwa cinta itu manis berarti dia telah mabuk dan tak sadarkan diri. Ia telah sakau walaupun hanya dengan mencium uap dari arak cinta yang begitu tajam. Ia merusak sistem kerja semua alat indra. Ia merusak kerja akal. Ia merusak sistem metabolisme dan pencernaan tubuh. Tak ada yang bisa diharapkan dari orang yang sedang dimabuk cinta.

Namun cinta yang hakiki adalah ketika cinta itu ditujukan kepada yang paling berhak untuk mendapatkan kecintaan dari seluruh makhluq. Cinta yang tak akan pernah pudar dan redup. Cinta yang selalu jernih dan terang. Cinta yang abadi dan tidak ada penyesalan sama sekali bagi yang telah meresakan manisnya cinta ini. Cinta dimana pecintanya tak akan pernah membayangkan akan balasan dari cintanya kepadaNya. Ialah Alloh, Tuhan seluruh alam semesta. Dzat yang menciptakan makhluknya dengan segala hikmah dan keadilanNya. Dzat yang Maha Suci. Dzat yang Maha Tinggi. Dzat yang selalu dirindukan oleh orang-orang beriman untuk bertemu denganNya. Dzat yang tidak pernah menyia-nyiakan siapa saja orang yang mencintaiNya.

Cinta seperti inilah yang sangat menguntungkan. Cinta seperti inilah yang akan membawa kebahagiaan dan keberkahan. Cinta inilah yang akan membimbing jalan hidup manusia kepada kampung halamannya.
Manusia pasti akan merasa lelah hidup di dunia ini. Namun berkat harapan dan setitik cahaya dari cintanya, orang beriman akan rela menahan semua godaan setan yang selalu membisiki hati manusia untuk berbuat keburukan dan menyimpang dari jalan yang lurus.

Oleh karena itu, kenalilah cinta dan kenalilah Dzat yang wajib engkau cintai dengan seluruh makna penghambaan dan perendahan diri. Kenalilah siapa dirimu yang sebenarnya, maka engkau akan dapat mengenali makna cinta yang baik untuk dirimu.

Oleh : Ibnu Uli Rusydi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar